WAJO- Bendungan Bila yang baru seminggu ditutup, sedikitnya seribuan Hektare sawah yang ada di Wilayah Kecamatan Maniangpajo dan Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo mengalami kekeringan. Bila tidak segera dialiri air maka panen pada area tersebut terancam gagal.
Menurut Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Loppong Kelurahan Tangkoli Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo, H. Ambo Sema, Minggu (20/09/2020), mengatakan di Wilayah hamparan sawah milik P3A Loppong saja ada 70 Hektare sawah yang mengalami kekeringan dan tanahnya sudah mengalami retak-retak.
“Area sawah yang mengalami kekeringan bukan hanya di wilayah hamparan sawah milik P3A Loppong saja, tetapi itu juga terjadi di Labongi, laju serta cebbia dan itu sudah masuk sebagian wilayah Kecamatan Belawa”.
Olehnya itu dia sangat berharap ada air dalam satu dua hari ini untuk dialirkan ke sawah yang mengalami kekeringan, mengingat tanaman padi sekarang, rata-rata sudah berbulir.
“Petani tidak butuh air yang banyak, cukup Wai sisero saja” artinya cukup memenuhi lubang tanah yang retak saja. Itu dibutuhkan patani agar buliran padi terisi semuah. Sebab kalau tidak segera dialiri air maka dapat dipastikan ujung buliran buah padi saja yang terisi,” ungkap H. Ambo Sema.
Mendengar keluhah Petani, Anggota DPRD Kabupaten Wajo yang juga Ketua IP3A Matawajo Drs. Andi Bau Bakti, bersama Kepala UPTD Bila-Kalola Abdul Rasid, SP langsung turung lapangan.
Kepala UPTD Bila-Kalola Abdul Rasid, SP menjelaskan “Sebenarnya berdasarkan Surat Edaran dari Sidrap bahwa air atau Bendung Bila ditutup pada tanggal 1 September 2020. Tetapi karena masih banyak petani yang mengeluh kekurangan air maka saya bermohon untuk ditambah lima belas hari lagi. Makanya ada penambahan waktu selama lima belas hari sehingga nanti tanggal 15 September lalu baru air ditutup”.
“Jadi area yang sawah yang masih butuh air, itu sumber airnya dari Bendungan Bila makanya disebut Bila kiri. Sementara area yang sumber airnya dari Bendungan Kalola sudah dianggap aman,” sebut Abdul Rasid.
Sementara Anggota DPRD Kabupaten Wajo, Drs. Andi Bau Bakti, menagatakan “Setelah kita turun di lapangan, memang kita lihat masih banyak Petani yang sangat butuh air. Ada sekitar seribuan Hektare sawah, cuma pertanaman padinya bevariatif ada yang sudah pembungaan dua dan ada juga pembungaan satu”.
“Itu terjadi di area Persawahan Wele, Sappa, Bolamallimpong dan Cebbia. Makanya secepatnya kita bersama UPTD Bila-Kalola akan koordinasi dan bersurat ke Pihak Bendung Bila di Sidrap. Apalagi memang ada Pertanaman Padi yang sangat butuh air untuk memaksimalkan pemenuhan buah,” kata Andi Bau Bakti yang juga Ketua IP3A Matawajo ini.
Sekitar 1000 Ha, area Persawahan Wele, Sappa, Bolamallimpong dan Cebbia (Maniangpajo-Belawa) mengalami kekringan.
Olehnya itu, Abdul Rasid, SP Kepala UPTD Bila-Kalola memastikan secepatya akan membuat surat dan berjanji akan mengantar langsung ke Dinas PSDA Kabupaten Sidrap dan pihak Bendungan Bila. (SM/Hz).