LUWU- Berdasarkan data kondisi jalan Kabupaten, beberapa ruas jalan aspal dalam wilayah Kabupaten Luwu telah mengalami kerusakan berupa retak lelah dan deformasi. Hal tersebut disebabkan oleh beban kendaraan yang melintas dengan tonase berat.
Akibat retakan tersebut, menyebabkan air hujan dengan mudah meresap ke dalam lapisan aspal sehingga lambat laun membuat lubang jalan semakin besar.
Untuk melakukan penanganan melalui kegiatan pemeliharaan rutin jalan yang mengalami kerusakan, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mencari alternatif penggunaan material aspal yang lebih efisien dan efektif baik dari sisi pelaksanaan maupun anggaran dengan daya tahan yang tidak di ragukan.
Guna mendukung rencana tersebut, Dinas PUPR mengundang PT. Asbuton Jaya Abadi selaku produsen Aspal Buton wilayah Sulawesi untuk melakukan uji gelar penggunaan Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) atau Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin.
Uji gelar dilakukan dibeberapa titik pada Jalur Dua Jalan Lingkar BWK B Kelurahan Tampumia Radda Kecamatan Belopa, belum lama ini.
Sebelumnya, pihak Marketing PT. Asbuton Jaya Abadi, Alfi Fairus, ST, melakukan ekspose Pemanfaatan Aspal Buton dalam Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan di ruang rapat Kadis PUPR.
Acara tersebut diikuti Kadis PUPR dan sejumlah Kabid serta PPK Kegiatan Jalan lingkup Dinas PUPR.
Menurut Alfi Fairus, salah satu keunggulan dari penggunaan Asbuton adalah karena tidak terkendala oleh waktu sehingga bisa di gunakan dalam kondisi dingin. Jenis aspal ini juga telah diuji coba pada pemeliharaan jalan tol Cikampek. Termasuk jalan Nasional, menurutnya telah menggunakan jenis aspal ini.
Sementara Plt. Kadis PUPR Luwu, Ir. Ikhsan Asaad, ST, MT saat ekspose mengapresiasi kehadiran Tim dari PT. Asbuton Jaya Abadi dalam memperkenalkan jenis aspal yang baru. Mengingat selama ini aspal yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan adalah jenis aspal minyak.
Karena itu Kadis Ikhsan Asaad berharap agar pihak PT. Asbuton Jaya Abadi tetap berkordinasi untuk menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat terhadap kondisi kerusakan jalan dalam hal jenis aspal buton yang akan digunakan.
Selain itu, Kadis Ikhsan juga meminta pihak PT. Asbuton untuk memberikan training atau pelatihan aplikasi pemakaian asbuton bagi pegawai PUPR.
Sekedar diketahui, tingginya kebutuhan aspal yang tidak berbanding lurus dengan suplai kebutuhan dalam negeri mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan impor. Berdasarkan data yang ada, jumlah kebutuhan aspal di Indonesia mencapai 1,5 juta ton per tahun. Sementara pihak pertamina hanya mampu menyuplai 25 % dari kebutuhan.
Karena itu, pemakaian jenis aspal buton menjadi pilihan alternatif. Selain untuk mengurangi kebutuhan impor, juga di akui jenis asbuton memiliki beberapa keunggulan dari jenis aspal yang lain. (Reski/5al).