PINRANG- UPT SDN 175 Pinrang kini tengah mendapat perhatian publik setelah munculnya dugaan pengelolaan yang tidak maksimal oleh Kepala Sekolah (Kepsek) Muhidin, S.Pd, M.Pd, “masalah genangan air di lingkungan sekolah akibat banjir yang sering terjadi saat hujan, masih belum mendapatkan solusi yang memadai”.
Padahal, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima sekolah seharusnya bisa digunakan untuk perbaikan infrastruktur yang mendesak, seperti perbaikan selokan (Saluran Air) dan meningkatkan kualitas lapangan sekolah agar tidak tergenang air.
Terkait hal ini, Putra selaku Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pemuda Anti Korupsi (LSM PAKU), mempertanyakan alasan mengapa pihak sekolah belum melakukan perbaikan yang lebih mendasar, seperti menimbun lapangan atau pekarangan sekolah dan menambahkan paving block untuk menaikkan permukaan tanah agar tidak di genangi air.
“Dana BOS yang diterima sekolah seharusnya bisa dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur yang lebih esensial, seperti saluran air dan fasilitas yang mendukung kenyamanan serta keamanan siswa,” ujar Putra.
Beberapa pihak menilai bahwa, dana BOS seharusnya difokuskan pada perbaikan fasilitas dan infrastruktur sekolah yang berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan siswa, mengingat besarnya jumlah dana BOS yang diterima sekolah.
Selain itu, Putra mendesak Dinas Pendidikan untuk segera melakukan evaluasi terhadap pengelolaan dana BOS di UPT SDN 175 Pinrang. Ia juga menyarankan agar pihak berwenang mempertimbangkan untuk mencopot Kepala Sekolah yang diduga tidak mampu mengelola sekolah dengan baik.
“Kepentingan utama dalam pendidikan dan kenyamanan siswa harus menjadi prioritas, bukan hanya sekadar aspek yang tampak luar,” tegasnya.
Tak hanya itu, LSM PAKU juga mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dana BOS di sekolah tersebut. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada penyalahgunaan dana yang merugikan pihak sekolah maupun siswa.
LSM PAKU berharap agar permasalahan ini segera ditangani dan diambil langkah tegas untuk memastikan bahwa dana BOS digunakan sebaik-baiknya demi kesejahteraan siswa dan kelangsungan pendidikan yang berkualitas.
Terpisah, Kepala UPT SDN 175 Pinrang, Muhidin, S.Pd, M.Pd, yang dikonfirmasi via selluler menyampaikan, awalnya ini semua bermula dari kegiatan upacara yang kami laksanakan di tengah genangan air dan maksud kami untuk memperlihatkan semangat kami dengan teman teman untuk melaksanakan upacara dalam.kondisi apapun.
“Awalnya saya sebenarnya tidak mau melaksanakan upacara bendera karena banjir, tapi teman teman tetap mau melaksanakan upacara, ini menunjukkan semangat teman teman tidak surut mesti dalam keadaan banjir,” ucapnya melalui sambungan telepon WhatsApp.
Ditambahkannya, untuk memperbaiki sarana di sekolah kami, berupa penimbunan lapangan yang kami tempati upacara bisa saja kami lakukan, tapi hal itu malah akan memperparah, karena akan mengakibatkan genangan air di 8 kelas.
“Kami mau timbun lapangan agar tidak tergenang air, tapi itu akan mengakibatkan banjir (Genangan air) di 8 kelas. Untuk diketahui, wilayah sekolah kami terletak di dataran rendah dan saluran air pembuangan lebih tinggi dari lokasi sekolah kami, untuk solusinya menurut kami di bangun sekolah bertingkat, tapi kami terkendala hak kepemilikan Sertifikat lokasi sekolah yang belum kami pegang”.
“Banjir genangan air terjadi dalam kurung waktu 3 sampai 4 tahun terakhir, akibat Lapangan Sepak bola yang sudah di timbun dan adanya bangunan baru rumah warga, dan hal ini sudah kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupatan Pinrang yang telah meninjau langsung sekolah kami,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 175 Pinrang mempunyai murid sekitar Dua Ratus Empat Puluh lebih. (84R).