WAJO, ASPIRASI POST- Terkait dengan pemberitaan di beberapa media yang mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo telah mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) di sejumlah Puskesmas dan Posko Perbatasan di Kabupaten Wajo saat ini sedang hangat dalam perbincangan masyarakat, khususnya di Kabupaten Wajo.
Sehingga dengan adanya pemberitaan dari media tersebut, membuat masyarakat akhirnya merasa kurang percaya atas Kinerja dan elektabilitas Pemkab Wajo yang menurun terkait dengan anggaran 23 Miliar yang telah dikucurkan kepada Pemerintah Kabupaten Wajo untuk menanggulangi bencana wabah corona ini.
Banyak masyarakat yang bertanya, atas kebenaran berita tersebut, yang mana didalam pemberitaan dikatakan oleh Supardi selaku Humas Wajo tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang diduga tidak standar karena hanya dari jas hujan kantong plastik, ada juga sebagian jas hujan biasa menjadi sorotan tajam saat ini.
Sementara pihak Dinas Kesehatan melalui rilis Humas Pemda mengatakan, bahwa telah mendistribusikan ke sejumlah Puskesmas Alat Pelindung Diri (APD) standar, dibantah oleh sejumlah pihak yang namanya berinisial CM, bahkan menyuruh melihat langsung di Pusksesmas kalau tidak percaya.
CM bahkan mengatakan kepada Tim KSI kalau tidak percaya silahkan cek saja kelapangan “Banyak petugas yang mau pingsan pake itu jas hujan, gara-gara lama dipake, karena memang bukan standar, silahkan cek di puskesmas dan Posko perbatasan,” ujar CM, sabtu (11/4/2020).
Seharusnya Pemkab Wajo harus lebih jeli, apakah Alat Pelindung Diri (APD) tersebut sudah benar-benar didistribusikan atau belum. Tidak adakah rasa kasihan kepada yang bertugas dilapangan, salah sedikit bisa jadi nyawa mereka hilang akibat virus corona tersebut, sementara mereka tulang punggung bagi keluarga, apalagi saat kondisi sekarang hampir seluruh sektor ekonomi terpuruk. Harusnya Pemkab Wajo buka mata dan langsung turun kelapangan, cek yang sebenarnya, jangan sampai tingkat kepercayaan masyarakat menurun tajam hanya gara-gara kantong plastik pembungkus badan tersebut. Berikan mereka sesuatu yang pantas dihargai, sebab mereka mau bekerja seperti itupun harus rela meninggalkan keluarga mereka di rumah, tegas CM. (Muhlis/Hz).