MOROWALI- Kurun waktu beberapa hari terakhir ini, hampir semua wilayah di Kabupaten Morowali diguyur hujan lebat. Akibatnya, beberapa Desa di tiga Kecamatan di rendam banjir.
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan media ini, Selasa kemarin (14/7/2020), sekitar pukul 12.00 Wita, Kecamatan Bungku Tengah, Kecamatan Bungku Barat dan Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali di rendam banjir yang cukup parah.
Untuk di Kecamatan Bungku Tengah, Desa yang direndam banjir hingga masuk ke rumah-rumah penduduk yakni Desa Bente Dusun IV (Kajuko), Desa Bahomohoni, Desa Bahomoleo serta Desa Bahomante.
Sedangkan, Kecamatan Bungku Barat Desa yang terendam banjir antara lain Desa Wosu, Ambunu, Wata, Parilangke dan Desa Topogaro. Selain badan Jalan dan pemukiman warga digenangi air, di Kecamatan Bungku ini juga terdapat beberapa infrastruktur jembatan yang berpotensi mengalami kerusakan akibat meluapnya air sungai.
Sementara itu di Kecamatan Wita Ponda, juga terdapat beberapa wilayah yang di genangi air. Diantaranya Dusun 5 Desa Lantula Jaya, Puntari Makmur, Ungkaya dan Desa Sampeantaba.
Selain itu, akibat dari tingginya intensitas curah hujan di Kabupaten Morowali beberapa wilayah juga terjadi longsor dan beberapa infrastruktur jaringan mengalami kerusakan. Akibatnya, beberapa akses Jalan penghubung antar Desa terpaksa harus dialihkan, agar kendaraan yang hendak melintas bisa melanjutkan perjalanannya.
Menanggapi insiden terjadinya banjir di beberapa wilayah ini, Ketua Umum DPP Gerakan Muda Nusantara (Gemanusa) Wazir Muhaemin menyatakan, bahwa khusus untuk di Kecamatan Bungku Barat, penyebab terjadinya banjir besar ini diduga, karena gundulnya hutan diatas gunung sekitar sungai Babuno dan sungai Tongku.
“Selain gundul yang di karenakan oleh banyaknya masyarakat yang berkebun, juga di karenakan adanya IUP yang lahir atas nama perkebunan. Sehingga dengan leluasa mereka melakukan pembabatan hutan secara bebas,” ungkap pria yang akrab di sapa Wazir saat dikonfirmasi Selasa kemarin.
Ia menegaskan, pada awal 2017 silam dirinya pernah melakukan investigasi di wilayah hutan Kecamatan Bungku Barat. Dari hasil investigasi tersebut, Wazir menemukan dibeberapa titik, adanya bekas penebangan kayu dan tumpukan bantalan kayu.
“Dimana di sekitaran tumpukkan bantalan kayu tersebut, masih tersisah bekas-bekas penebangan hutan. Nah kalau hari ini banjir, saya sudah tidak heran lagi karena memang diatas gunung itu sudah tidak ada lagi kayu-kayu besar yang dapat menahan laju derasnya air dari tiap anak sungai yang ada. Jadi kesimpulannya, penyebab utama terjadinya banjir ini adalah akibat adanya aktivitas penebangan kayu liar di hutan,” tegasnya. (Wardi).