LUTRA- Iktihar kami selaku Pemerintah Daerah mengupayakan Sungai Rongkong bisa diatasi terkait keluhan masyarakat kami akan perjuangkan di Pusat mengenai besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan Penanganan tanggap darurat banjir Sungai Rongkong terus kami lakukan. Awal Juni ini, jumbo bag diperkirakan tiba dari Jawa dan akan segera dimobilisasi ke Luwu Utara.
Kepastian penanganan tersebut disampaikan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani usai menemui Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Djaya Soekarno, beberapa waktu lalu.
“Kami tadi membahas penanganan terkait tiga sungai yakni Radda, Masamba, dan Rongkong. Ada 30 perencanaan yang dilakukan sejak 2008 hingga 2022.
“Oleh karena itu kami tadi disampaikan ada beberapa penanganan khusus untuk Sungai Rongkong. Penanganannya tanggap darurat karena belum ada pembiayaan terkait dengan kegiatan normalisasi,” tambahnya.
Untuk pemasangan jumbo bag, hal ini dilakukan sebagai solusi. Karena geobag yang sudah dipasang saat ini tidak mampu menahan arus air.
“Dibutuhkan jumbo bag untuk penanganan sementara,” terang bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Terkait penanganan jangka menengah yaitu normalisasi ternyata dari SID yang dilakukan dari tahun 2019 itu dibutuhkan dana yang cukup besar untuk normalisasi sepanjang 109 KM di Sungai Rongkong. Mengingat ada sekitar 15 juta meter kubik sedimen yang harus diangkat membutuhkan anggaran sekira Rp. 1,8 triliun ditambah dengan sedimen yang dibawa saat banjir bandang totalnya 22 juta meter kubik.
“Karena itu ada beberapa alternatif yang harus kita lakukan sambil menunggu normalisasi dan menunggu kelanjutan Bendungan Rongkong. Alternatifnya relokasi warga dari beberapa desa yang sampai saat ini tergenang tidak ada aktifitas lagi yang terjadi di sana. Termasuk juga pemasangan jumbo bag,” jelas isteri dari Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Sementara itu Kepala BBWSPJ, Djaya Soekarno mengatakan, Luwu Utara butuh banyak penanganan pascabanjir bandang.
“Kami berharap jumbo bagnya datang dan bisa segera dipasang sebelum musim penghujan. Walaupun kami agak khawatir lihat kondisi morfologi sungai karena sudah ada kerusakan akibat bencana banjir bandang 2020 lalu. Tentu penanganan sungai di Lutra butuh pembiayaan yang besar dan akan kami koordinasikan ke pusat. Kami selalu siap eksekusi,” tegas Djaya. (*/Pati).