ENREKANG- Sejumlah pedagang pasar Sentral Enrekang yang menempati bangunan baru mengeluh sepi pembeli pasalnya, sudah hampir sebulan mereka berjualan di Kios dan Losd yang baru ditempatinya sunyi sekali. Terlihat hanya satu dua orang saja yang berkunjung ke tempat itu, sehingga pemasukan sangat minim bahkan ada pedagang selama berjualan belum menghasilkan rupiah.
Seperti halnya Haji Patimang pedagang campuran yang sudah lama berjualan didalam pasar Enrekang, “dengan nada lantang mengatakan selama saya dipindahkan ke bangunan baru, belum ada pemasukan nihil sekali, biasanya sebelum saya dieksekusi dari tempat yang lama. Pemasukanku sekali pasar 1 atau 2 juta rupiah itupun tidak sampai sore berjualan, sekarang sudah hampir sebulan belum ada sama sekali pembeli yang mampir di Kios ku, kadang saya pulang jam 10 pagi, nah mau bertahan sampai tutup pasar apa yang bisa saya dapat ucapnya dengan nada kesal, mending saya tutup jualan lalu pulang kerumah. Lebih banyak pembeli saya dapat di rumah menjual ketimbang di pasar apalagi dibulan ramadhan kita butuh uang untuk menghidupi keluarga kalau begini apa yang bisa kami harapkan, ucapnya sedih saat diwawancarai awak media Kamis 6 Maret 2023. Semestinya Disperindag tegas dalam pengaturan para pedagang jangan tebang pilih untuk memindahkan mereka apalagi yang sudah mengantongi nomor Lods dan Kios.
Suruh semua naik keatas berjualan jangan turun lagi diterowongan atau kembali kelapak nya semula, kasian kami yang merasa dirugikan tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah saja, yang menjadi pertanyaan mengapa hanya sebagian saja yang dipaksakan masuk sementara yang lain nya belum masuk.
“Kalau semua pedagang sudah menempati Lods dan Kios nya otomatis ramai dengan sendirinya pembeli akan masuk membeli. Soal pemasukan itu tergantung rezeki kasian kami, belum dapat pembeli dipasar Kamis ini, tegasnya.
Hal senada yang disampaikan Muh. Saing penjual parang biasa nya dapat pembeli 1 juta sekarang belum ada pemasukan, pungkasnya.
Lain lagi Haji Nurhayati pedagang aksesoris baru 50 ribu pemasukan nya “bayangkan sebelum saya pindah berjualan disini, biasanya paling rendah saya dapat 500 ribu sekarang jangan kan 500 ribu seratus ribu pun belum dapat, uang yang masuk ini hari 50 ribu dipakai saja ongkos transport pulang kerumah, anak-anak mau makan apa ? kalau tiap hari begini pemasukan ? keluhnya.
Begitupula penjual pakaian Erawati menandaskan, aduh sunyi sekali pembeli lihat lah sekarang mana ada lewat pembeli biasanya kalau hari pasar saya dapat pemasukan 2 jutaan coba bayangkan sekarang untung kalau ada 1 atau 2 pakaian yang laku, jam 2 saya tutup kadang tidak ada pembeli. Saya mencoba minta pindah ditempat jualanku yang dulu tetapi saya dilarang bahkan tempatku ada yang persewakan “mau nya Pemerintah pertegaslah hal ini suruh mereka semua menempati losdnya supaya ramai. Selain sepi penataan nya pun semrawut maunya penjual pakaian disatukan Lodsnya, jangan berdekatan dengan penjual parang, penjual barang campuran, penjual sayur ditatalah yang lebih menarik supaya pembeli tidak bingung. Saya mohon ada kebijakan Pemerintah untuk memperhatikan hal ini kasian kami, dengan kondisi begini apa yang kami harapkan ? Pendapatan kami selama pindah dibangunan ini sangat minim sekali, tuturnya sedih. (Andhika Eko Saputra).