LUTRA- Meski sudah 75 tahun Indonesia merdeka ternyata masih saja ada Daerah Terisolir di Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan, yang masih merasakan pahitnya penderitaan berjalan kaki sambil menggotong warga yang sakit.
Dan kondisi seperti ini, bukan sekali atau dua kali tetapi sudah seringkali terjadi setiap ada warga yang sakit bagi warga Kecamatan Rampi pada umumnya yang berada diluar wilayah Ibu Kota Kecamatan Rampi, meski Bangsa ini sudah terlepas dari penjajahan sejak 75 tahun yang lalu.
Setelah beberapa kali diberitakan pada pemberitaan dengan Mayat yang ditandu sejauh 45 kilometer yang sudah diberitakan di media TV, media Online dan Koran Lokal, Regional dan juga Nasional. Kini derita itu tak kunjung usai, dan kejadian serupa kembali terulang (12/05/2021), di Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara.
Lagi-lagi kejadian yang sama dialami lagi oleh Dina Da’a warga Desa Rampi, Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Dina Da’a menderita sakit, sehingga terpaksa harus ditandu sejauh 20 kilometer untuk sampai ke Puskesmas Rampi demi mendapatkan perawatan yang intensif.
Bangsi Bati, salah satu tokoh, sekaligus warga yang ikut menggotong saat dikonfirmasi mengatakan untuk sampai ke Puskesmas Rampi, Dina Da’a terpaksa harus ditandu sejauh 20 kilometer, katanya.
Rampi merupakan Daerah Pelosok yang sangat tertinggal dibandingkan Daerah lain yang ada di Luwu Utara, akses jalan yang tidak tersentuh pembangunan, hingga saat ini menjadi kendala warga Rampi umumnya, ujar Bangsi.
Ditempat terpisah, Fredy Erents angkat bicara, Harusnya Pemerintah Daerah Luwu Utara memprioritaskan pembangunan Infrastruktur untuk Daerah Pelosok Rampi, sehingga warga tidak kesulitan ketika ada yang sakit, tambah Fredi Erents.
Masih kata Fredy Erents “sejauh ini menurut pengamatan saya di Rampi sangat tertinggal semua ini terkendala karena akses transportasi darat yang tidak dibangun, ungkapnya.
Selain itu, “janji pembangunan akses jalan yang kian menjadi sebuah janji manis saat perhelatan politik sudah menjadi buah bibir para calon, namun sayangnya tidak direalisasikan saat terpilih. Ini kendala utama yang dapat menghambat pelayanan kesehatan dan pendidikan serta perekonomian masyarakat karena akses jalan yang tidak diperhatikan oleh Pemerintah,” pungkasnya.
Semoga kedepan Pemerintah Daerah, hingga Pemerintah Pusat dapat membantu warga Rampi melalui terbukanya transportasi darat, harap Fredy Erents. (Zakaria).